3. TANDA DAN GEJALA
KUMPULAN ILMU KESEHATAN INDONESIA
asma bronkial
3. TANDA DAN GEJALA
[Fakta] Kondom Tidak Bisa Melindungi Penularan HIV-AIDS
MASA NIFAS YANG SEHAT
- Rahim: secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil
- Luka-luka pada jalan lahir akan sembuh dalam 6-7 hari bila tidak disertai infeksi
- Rasa mules yang disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2 –3 hari setelah persalinan
- Keluarnya cairan yang berasal dari jalan lahir
- Ibu memulai tugas baru yaitu menyusui bayi
- Ibu mulai menstruasi kembali.
- Kebersihan diri
- Istirahat
- Latihan
- Gizi
- Menyusui
- Seksual
- Keluarga Berencana
- Menghindari makanan yang berprotein seperti ikan, ayam dan telur akan merugikan karena ibu menyusui perlu tambahan makanan sebesar 500 kalori perhari.
- Mengurangi tindakan atau kebiasaan yang tidak bermanfaat seperti penggunaan bebat perut (setagen) pada 2-4 jam pertama masa nifas.
- Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam pertama setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa krisis untuk ikatan batin bayi dan ibu dan memulai menyusui.
- Memijat daerah perut tidak disarankan karena dapat menyebabkan posisi rahim.
- BELAJAR TRADING FOREX GRATIS
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
HIV/AIDS
Apakah HIV?
HIV merupakan singkatan dari ’human immunodeficiency virus’. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Apakah AIDS?
AIDS adalah singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Apakah gejala-gejala HIV?
Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal. Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar yang menimbulkan efek seperti deman (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi pada saat seroconversion. Seroconversion adalah pembentukan antibodi akibat HIV yang biasanya terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi.
Kendatipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.
Infeksi HIV menyebabkan penurunan dan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Hal ini menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi penyakit dan dapat menyebabkan berkembangnya AIDS.
Kapankah seorang terkena AIDS?
Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap- tahap infeksi HIV yang paling lanjut.
Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan, akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut:
Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS.
Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh)
Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau
Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
Sebagian besar keadaan ini merupakan infeksi oportunistik yang apabila diderita oleh orang yang sehat, dapat diobati.
Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi AIDS?
Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus (viral load) dalam tubuh yang terinfeksi.
cikungunya
DEFINISI
Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
PENYEBAB
Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
GEJALA
Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.
Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.
Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot.
DIAGNOSA
Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.
PENGOBATAN
Demam Chikungunya termasuk ?Self Limiting Disease? atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal.
Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.
Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.
Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.
PENCEGAHAN
Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.
Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.
Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.
Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.
efek kemoterapi
Bila kita mendengar kata kemoterapi, akan terlintas dalam pikiran kita tentang penyakit yang mengharuskan dilakukan kemoterapi seperti kanker, tumor atau jenis karsinogenik lainnya. Kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker darah
Namun kemoterapi juga mempunyai efek samping yaitu :
mual
muntah
kerusakan pada ginjal
mengiritasi rongga mulut
rambut rontok
menurunkan hasrat seksual
sariawan
diare
cara mengatasi efek samping :
pemberian anti mual dan muntah
saat merasa mual duduk ditempat yang segar
makan makanan tinggi kadar protein dan karbohidrat (puding, sereal, bakso, puding, susu, roti panggang, sup, yoghurt, keju, susu kental, kurma, kacang, dll)
lakukan perawatan mulut dengan menggosok gigi sebelum tidur dan setelah makan. Bila tidak dapat menggosok gigi karena gusi berdarah, gunakan pembersih mulut
berikan pelembab bibir sesuai kebutuhan
hindari rokok, makanan pedas dan air es.
Dalam beberapa penelitian kemoterapi mampu menekan jumlah kematian penderita kanker tahap dini, namun bagi penderita kanker tahap akhir / metastase, tindakan kemoterapi hanya mampu menunda kematian atau memperpanjang usia hidup pasien untuk sementara waktu. Bagaimanapun manusia hanya bisa berharap sedangkan kejadian akhir hanyalah Tuhan yang menentukan.
Untuk dapat menimbulkan efek, obat harus berada pada tempat kerjanya dalam kadar yang cukup. Untuk mencapai tempat aksinya, obat harus mengalami proses perpindahan dari tempat pemberian ke dalam aliran darah, untuk selanjutnya diangkut (ikut aliran darah) sampai ke tempat aksinya. Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam aliran darah disebut absorpsi. Untuk dapat masuk ke dalam aliran darah obat harus dapat menembus sawar (barrier) yang memisahkan obat di tempat obat berada (tempat pemberian) dengan tempat kerja obat. Kecepatan absorpsi obat dipengaruhi oleh banyak factor, diantaranya oleh cara pemberiannya. Obat yang diberikan melalui saluran cerna, absorpsinya lebih lambat dari pada yang diberikan secara injeksi (suntikan). Faktor lain yang berpengaruh pada kecepatan absorpsi antara lain kelarutan obat dalam lemak dan air.
Dalam aliran darah, obat dapat berada dalam keadaan bebas atau dapat pula terikat oleh protein plasma. Kedua bentuk itu kemudian ikut aliran darah (distribusi) ke seluruh bagian tubuh. Hanya obat bebas saja (tidak terikat oleh protein plasma) yang dapat mencapai tempat kerjanya, kemudian menimbulkan efek, baik sebagai efek yang diharapkan (efek terapi) maupun efek yang tidak diharapkan (efek samping dan efek toksik). Obat yang dapat mencapai organ tertentu (misalnya hepar) akan mengalami perubahan secara biologik (biotransformasi) menjadi senyawa lain agar lebih mudah dikeluarkan (ekskresi) dari dalam tubuh. Hampir semua obat dikeluarkan dari dalam tubuh (ekskresi) bersama urin oleh ginjal.
Kecepatan timbulnya efek tergantung pada kecepatan suatu obat sampai di tempat kerjanya. Ini ditentukan oleh kecepatan absorpsi yang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain cara pemberian obat. Pada garis besarnya cara pemberian obat dapat dilakukan melalui saluran cerna (enteral), atau cara lain yang tidak melalui saluran cerna (parenteral). Pemberian secara enteral dapat secara oral (diminum), sublingual (ditaruh di bawah lidah), buccal (ditaruh di antara gusi dan mukosa pipi) atau perektal (dimasukkan ke dalam rektum melalui dubur). Pemberian secara parenteral dapat dilakukan melalui saluran nafas (inhalasi), dimasukkan vagina (pervaginam) atau disuntikkan secara intravena (iv) yaitu disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena, intramuskuler (im) yaitu disuntikkan masuk ke dalam otot daging, intraperitoneal (ip) yaitu disuntikkan langsung ke dalam rongga perut, subkutan (sc) yaitu disuntikkan di bawah kulit ke dalam alveola, intrakutan (ic) yaitu disuntikkan sedikit dalam kulit untuk tujuan diagnosa, intracardial yaitu disuntikkan langsung ke dalam jantung, intraarterial yaitu disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena yaitu disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah arteri, dan sebagainya. Obat juga dapat diberikan secara topikal (langsung ditaruh pada tempat atau daerah yang diobati).
Bentuk sediaan obat dapat merupakan :
• sediaan padat (pulvis/serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar; tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi; pil adalah bentuk sediaan padat berupa masa bulat mengandung satu atau lebih bahan obat dan dimaksudkn untuk pemakaian secara oral; kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dan cangkang keras atau lunak yang dapat melarut; implan atau pelet adalah sediaan dengan masa padat steril berukuran kecil berisi obat dengan kemurnian tinggi dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan; suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh biasanya melaui rektum, vagina, atau saluran urin)
• sediaan setengah padat (cream adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai; pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical; gel merupakan system semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar terpenetrasi oleh suatu cairan; salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lender)
• sediaan cair (sirup adalah suatu larutan obat dalam larutan gula yang jenuh, biasanya diberi esen; suspensi adalah suatu campuran obat berupa zat padat terbagi halus yang terdispersi di dalam medium cair, harus dikocok sebelum digunakan; emulsi adalah suatu campuran dua zat cair yang tidak mau campur; tingtura adalah larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia; eleksir adalah suatu larutan alkoholis dan diberi pemanis mengandung obat dan diberi bahan pembau/aroma; magma : sediaan yang mengandung obat padat terbagi halus terdispersi dalam cairan; lotion adalah preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada kulit).
Bentuk sediaan dimaksudkan untuk memudahkan pemberian, memberi rasa atau aroma yang enak, mencegah kerusakan bahan aktif oleh enzim dalam saluran cerna, mempertahankan kadarnya dalam darah dan mempercepat onsetnya (waktu antara obat diberikan sampai menimbulkan efek). Sediaan obat dalam bentuk tablet sublingual misalmya, cepat masuk dalam aliran darah sistemik juga dapat terhindar dari kerusakan bahan aktif akibat getah saluran cerna.
Pada umumnya obat mempunyai lebih dari satu aksi atau efek. Efek obat yang diharapkan untuk menyembuhkan penyakit disebut dengan efek terapi. Misalnya ketika demam, kemudian diberikan parasetamol sehingga demamnya hilang, maka efek terapi dari parasetamol adalah menurunkan demam (antipiretik). Selain itu ada efek suatu obat yang tidak termasuk dalam kegunaan terapi, efek tersebut dinamakan efek samping obat. Contohnya CTM efek samping yang ada yaitu menindurkan. Efek samping morfin adalah depresi pernafasan dan susah BAB (konstipasi). Efek yang lain adalah toksisitas (efek racun), yaitu aksi tambahan yang derajatnya lebih tinggi dibanding efek samping dan merupakan efek yang tidak diinginkan. Efek toksik umumnya timbul pada pemakaian obat dengan dosis yang berlebihan (di atas dosis normal). Contohnya, mual (nausea) dianggap efek samping tetapi depresi sumsum tulang belakang disebut toksisitas. Ada pula efek teratogen, yaitu efek dari obat pada dosis terapetik untuk ibu, mengakibatkan cacat pada janin. Misalnya focomelia (kaki dan tangan seperti kepunyaan singa laut).
Beberapa obat juga memiliki efek yang mungkin timbul pada pengulangan penggunaan obat atau perpanjangan penggunaan obat. Efek tersebut yaitu : reaksi hipersensitif, merupakan suatu reaksi alergi yaitu seatu respon abnormal terhadap obat atau zat dimana pasien telah kontak atau menggunakan obat tersebut yang mengakibatkan timbulnya antibodi. Reaksi kumulatif, adalah suatu fenomena pengumpulan obat dalam badan sebagai hasil pengulangan penggunaan obat, dimana obat diekskresikan lebih lambat dari pada absorbsinya. Toleransi, ialah suatu fenomena berkurangnya besar respon terhadap dosis yang sama dari obat, dosis harus diperbesar untuk mendapatkan respon yang sama. Resistensi, yaitu kemampuan mikroorganisme untuk menahan efek obat yang mematikan terhadap sebagian besar anggota spesiesnya (bakteri menjadi kebal terhadap obat yang diberikan). Habituasi, adalah gejala ketergantungan psikologik terhadap suatu obat. Adiksi, adalah gejala ketergantungan psikologik dan fisik terhadap suatu obat.
Berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku di Indonesia, obat dapat digolongkan menjadi : obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotik, dan obat psikotropik. Penggolongan obat dilakukan dalam rangka pengamanan dan peningkatan pengawasan obat yang beredar di masyarakat. Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Obat bebas dapat diperoleh di warung, toko obat berizin atau apotek. Dalam kemasan obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, tanggal kadaluawarsa, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya. Obat bebas diberi tanda bulatan berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam, diameter minimal 1 cm. Contoh obat bebas : tablet vitamin C 50 mg, 100 mg, 250 mg; tablet vitamin B1 50 mg, 25 mg, 100 mg; tablet vitamin B complex; tablet multivitamin; salep 24; boorwater. Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas (obat daftar W) termasuk obat keras dengan batasan jumlah dan kadar isi berkhasiat dan harus ada tanda peringatan. Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh di warung, toko obat berijin dan apotek. Obat bebas terbatas diberi tanda bulatan berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam, diameter minimal 1 cm. Obat bebas terbatas mempunyai penandaan berupa tanda peringatan yang terdapat pada wadah, bungkus luar kemasan obat. Tanda peringatan tersebut berupa :
• P1 : awas obat keras! bacalah aturan memakainya!
• P2 : awas obat keras! hanya untuk kumur, jangan ditelan!
• P3 : awas obat keras! hanya untuk bagian luar dari badan!
• P4 : awas obat keras! Hanya untuk dibakar!
• P5 : awas obat keras! Tidak boleh ditelan!
• P6 : awas obat keras! Obat wasir, jangan ditelan!
Contoh obat-obat bebas terbatas : anusol (obat wasir), antimo (anti muntah dalam perjalanan), dulcolax (obat pencahar), tablet vitamin K 1,5 mg (anti perdarahan), dan lain-lain. Obat keras (obat daftar G) adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter. Semua obat yang digunakan dengan cara disuntikkan juga termasuk obat keras. Obat keras ini hanya dapat diperoleh di apotek dan harus dengan resep dokter atau pengawasan apoteker di apotek. Obat keras diberi tanda bulatan berwarna merah, garis tepi berwarna hitam, degan huruf K berwarna hitam di tengah, diameter minimal 1 cm. Contoh obat yang termasuk obat keras : semua obat injeksi (obat suntik), obat antibiotika, diazepam (obat penenang), yonhimbin (aprodisiaka), hydantoin (obat anti epilepsi), nitroglycerin (obat jantung).
Narkotika (obat daftar O) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Obat narkotik hanya dapat diperoleh di apotek dan harus dengan resep dokter. Undang-undang narkotika membagi obat-obat golongan narkotik menjadi riga golongan, yaitu :
• Narkotika golongan I : hanya digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak dalam terapi, karena mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Termasuk golongan ini antara lain : cocain, marihuana, heroin, tetrahydrocannabitol.
• Narkotika golongan II : dapat digunakan dalam terapi selain untuk tujuan ilmu pengetahuan, tetapi juga mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Termasuk golongan ini antara lain : morphine, dihydromorphine, hydrocodone.
• Nerkotika golongan III : banyak digunakan dalam terapiselain untuk tujuan ilmu pengetahuan, mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Termasuk dalam golongan ini antara lain : codeine, dihydrocodeine, ethylmorphine.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berpengaruh pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Berdasarkan undang-undang tentang psikotropika, obat-obat jenis psikotropika digolongkan menjadi empat golongan, yaitu :
• Psikotropika golongan I : hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, tidak diberikan dengan resep. Termasuk dalam golongan ini antara lain : MDMA (ectasy), psilocybin, psilosin.
• Psikotropika golongan II : boleh diresepkan, tetapi harus disadari bahwa dapat menyebabkan ketergantungan yang besar, apalagi kalau diberikan dalm jangka waktu lama. Termasuk dalam golongan ini antara lain : amphetamine, methaqualone, secobarbital.
• Psikotropika golongan III : boleh diresepkan, tetapi juga dapat memberikan ketergantungan pada penggunaan jangka lama. Termasuk dalam golongan ini antara lain : amobarbital, pentobarbital, glutetimide.
• Psikotropika golongan IV : sering kali diberikan dalam resep, relatif kurang memberikan efek ketergantungan, tetapi tetap harus diwaspadai pada pemberian jangka lama. Termasuk dalam golongan ini antara lain : diazepam, chlordiazepoxide, meprobamate.