ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S
DENGAN ASMA BRONKIAL
DI RUANG YOSEPH
RS PALANG BIRU
GOMBONG
Disusun oleh :
xxxxxxxxxxx
xxxxx
AKADEMI PERAWATAN SERULINGMAS
MAOS – CILACAP
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.( Huddak & Gallo, 1997 )
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.( Smeltzer, 2002 : 611)
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001 : 48)
B. PATHOFISIOLOGI
Asma adalah obstruksi jalan nafas difus reversibel. Obstruksi disebabkan oleh satu atau lebih dari yang berikut ini :
1. Kontraksi otot –otot yang mengelilingi bronkus, yang menyempitkan jalannafas.
2.Pembegkakan membran yang melapisi bronkus
3.Pengisian bronkus dengan mukus yang kental.
Selain itu, otot-otot bronkial dan kelenjar mukosa membesar ; sputum yang kental banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udara tertangkap kedalam jaringan paru. Mekanisme yang terjadi dari perubahn ini tidak diketahui, tetapi apa yang paling diketahui adalah keterlibatan sistem imunologis dan sistem saraf otonom.
Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel –sel mast dalam paru. Pemajan ulang terhadap anti gen mengakibatkan ikatan anti gen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast( disebut mediator) seperti histamin, bradikinin dan prostaglandin. Stimulasi reseptor –beta mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP, yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabkan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah penyekatan b-adrenergik terjadi pada individu dengan asma. Akibatnya asmatik rentan terhadap peningkatana pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos.
C. PATHWAY
Factor dasar dan pencetus kurang pengetahuan
Reaksi antigen-antibodi
Dilepaskan mediator-mediator kimia
Kontraksi otot-otot polos peningkatan permeabilitis peningkatan
Pada saluran pernafasan kapiler sekresi
Bronkospasme edema mukosa penyumbatan
Jalan nafas
oleh secret
inflamasi
mukosa
pola nafas tdk efektif obstruksi jalan nafas bersihkan resiko
jalan nafas tinggi
tidak efektif infeksi
ekspirasi terhambat - sesak nafas cemas
-wheezing
CO2 meningkat -kontraksi otot-otot
Pernafasan gangguan
Ggn.pertukaran gas Istirahat tidur
Kelelahan anoreksia
Intoleransi aktivitas ggn. Pemenuhan keb.nutrisi
D. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium dini
a. Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
b. Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
c. Whezing belum ada
d.Belum ada kelainan bentuk thorak
e. Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
f. BGA belum patologis
Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan
a. Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum
b. Whezing
c. Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
d. Penurunan tekanan parsial O2
2. Stadium lanjut/kronik
a. Batuk, ronchi
b. Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan
c. Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan
d. Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)
e. Thorak seperti barel chest
f. Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus
g. Sianosis
(Halim Danukusumo, 2000, hal 218-229)
E. PEMERIKASAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :
a. Spirometri :
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
b. Tes provokasi :
1) Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.
2) Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.
3) Tes provokasi bronkial seperti :
Tes provokasi histamin, metakolin, alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan inhalasi dengan aqua destilata.
4) Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik dalam tubuh.
c. Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.
d. Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
e. Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
f. Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
g. Pemeriksaan sputum.
h. Komplikasi
F. PENGKAJIAN
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Dehidrasi
l. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4. Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.
H. INTERVENSI
I. Bersikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
a. kriteria hasil
-mempertahankan jalan nafas pasien dengan bunyi nafas jelas/bersih
-menunjukan perilaku untuk memperbaiki bersihkan jalan nafas,misalnya : batuk efektif dan mengeluarkan secret.
b. intervensi
- Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
- Kaji/pantau frekuensi pernafasan
- Catat adanya/derajat diespnea misalnya : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu
- kaji pasien untuk posisi yang nyaman (semi fowler)
- pertahankan polusi lingkungan minimum
- observasi karakteristik batuk,misalnya : menetap,batuk pendek,basah
- tingkatkan masukan cairan sampai 3000ml/hari
- berikan obat sesuai indikasi.
c. rasional
- mengetahui bunyi nafas wheezing(mengi),krekels,ronki
- mengetahui frekuensi pernafasan
- mengetaui derajat diespnea
- posisi semi fowler dapat mengurangi sesak nafas
- menghindari polusi lingkungan
- mengetahui karakteristik batuk
- masukan cairan dapat mengurangi sesak nafas pasien
- memberikan obat sesuai indikasi
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.
a. kriteria hasil
-menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat yang rentang normal dan bebas gejala distress penafasan
- berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan
b. intervensi
- kaji frekuensi,kedalaman pernafasan,catat penggunaan otot aksesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.
- tinggikan kepala tempat tidur / semi fowler.
- dorong pengeluaran sputum
- auskultasi bunyi nafas
- awasi tingkat kesadaran
- awasi tanda vital dan irama jantung
- berikan oksigen sesuai indikasi.
c. rasional
- mengetahui frekuensi,kedalaman nafas,catat penggunaan otot aksesori,nafas bibir,ketidakmampuan bicara/berbincang.
- semi fowler dapat mengurangi sesak.
- untuk mengeluarkan sputum
- mengetahui bunyi nafas.
- mengetahui tingkat kesadaran pasien.
- mengetahiu tanda-tanda vital dan irama jantung.
- oksigen dapat menguangi sesak nafas pasien.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
a. Kriteria hasil
-menunjukan peningkatan berat badan.
- menunjukan perilaku/perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan/mempertahankan berat badan yang ideal.
b. intervensi
- kaji kebiasaan diet,masukan oral,catat derajat kesulitan makan.
- evaluasi BAB.
- auskultasi bunyi usus
- berikan perawatan oral sering,buang secret.
- dorong pasien untuk istirahat.
- anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
- hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
- hindari makanan yang sangat panas/ dingin.
- timbang berat badan pasien.
c. rasional.
- mengetahui kebiasaan diet, masukan oral
- mengetahui hasil BAB.
- mengetahui bunyi usus pasien.
- untuk membersikan mulut pasien agar merasa lebih nyaman.
- agar pasien beristirahat.
- makan sedikit tapi sering dapat memeuhi kebutuhan pasien.
- makanan penghasil gas dan minuman berkarbonat dapat mengembungkan perut pasien.
- makanan yang panas dan dingin dapat merusak mulut pasien maupun lambung pasien.
- mengetahui berat badan pasien.
4. Kurang pengetahuan nerhubungan dengan kurang informasi / tidak mengenal informasi.
a. Kriteria hasil
-menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.
- mengidentifikasi hubungan tanda/gejala
- melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.
b. intervensi
- jelaskan proses penyakit kepada pasien maupun keluarga pasien.
- instruksikan untuk latihan nafas dalam dan batuk efektif.
- diskusikan tentang obat yang digunakan,efek samping,dan reaksi yang tidak diinginkan.
- tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi.
- beritahu efek bahaya merokok kepada pasien.
- berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.
c. rasional
- agar pasien mengerti tentang penyakit yang di derita pasien.
- agar pasien mengerti cara latihan nafas dan batuk efektif.
- agar pasien mengerti obat yang digunakan.
- agar pasien mengerti perawatan oral.
- agar pasien tidak / berhenti merokok.
- agar pasien mengerti untuk membatasi aktivitasnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S
DENGAN ASMA BRONKIAL
DI RUANG YOSEPH
RS PALANG BIRU
GOMBONG
I. PENGKAJIAN
- Tanggal / jam MRS : 29 Januari 2012, pukul 13.50 WIB
- Ruang : Yoseph
- No.Register : -
- Dx.Medis : Asma Bronkial
- Tanggal Pengkajian : 31 Januari 2012. Pukul 09.00 WIB
II. IDENTITAS KLIEN
- Nama : Tn.S
- Umur : 44 tahun
- Jenis Kelamin : laki-laki
- Agama : islam
- Suku / bangsa : jawa
- Bahasa : jawa , Indonesia
- Pendidikan : SD
- Pekerjaan : tani
- Status : sudah menikah
- Alamat : Pohkumbang,Karanganyar
Penanggung jawab :
- Nama : Ny.T
- Alamat : Pohkumbang,Karanganyar
- Hubungan dengan klien : istri
III. RIWAYAT PENYAKIT
- Keluhan Utama
- Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.
- Riwayat penyakit sekarang
- pasien datang dari IGD dengan keluhan dadanya sesak dan batuk,pasien juga mengatakan tubuhnya lemas.
3. Riwayat penyakit dahulu
- sejak dulu pernah mengalami alergi terhadap asap dan debu yang berkelebihan
4. Diagnosa medik pada saat masuk RS,pemeriksaan penunjang,tindakan yang telah dilakukan.
- Diagnosa medis : Asma Bronkial
- Pemeriksaan penunjang : -
- Tindakan yg telah dilakukan : infus D5% + Aminophilin 20tpm
IV. PENGKAJIAN SAAT INI
- Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Apabila sakit,klien segera berobat ke Rumah Sakit/puskesmas
2. Pola nutrisi / metabolik
- Program diit RS : bubur kasar
- Intake makanan :
Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi,sayur,laukpauk
Selama sakit : 3x sehari makan habis 3 – 4sendok sayur,laukpauk
- Intake cairan :
Sebelum sakit : 5 - 7 gelas sehari,air putih
Selama sakit : 3 – 4 gelas sehari, air putih
3.Pola eliminasi
- Buang air besar :
Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
Selama sakit : 1x sehari, warna kuning.
b. Buang air kecil :
Sebelum sakit : 6-7x sehari,warna kuning.
selama sakit : 3 – 4x sehari, warna kuning,tidak terpasang DC
4.pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
MAKAN/MINUM
|
V
|
|
|
|
|
MANDI
|
V
|
|
|
|
|
TOILETING
|
V
|
|
|
|
|
BERPAKAIAN
|
V
|
|
|
|
|
MOBILITAS DITEMPAT TIDUR
|
V
|
|
|
|
|
BERPINDAH
|
V
|
|
|
|
|
AMBULASI / ROM
|
V
|
|
|
|
|
Ket :
0 =mandiri.
1 =alat bantu.
2 =dibantu oranglain.
3 =dibantu orang lain dan alat.
4 =tergantung total .
Selama sakit :
KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
MAKAN/MINUM
|
V
|
|
|
|
|
MANDI
|
V
|
|
|
|
|
TOILETING
|
V
|
|
|
|
|
BERPAKAIAN
|
V
|
|
|
|
|
MOBILITAS DITEMPAT TIDUR
|
V
|
|
|
|
|
BERPINDAH
|
V
|
|
|
|
|
AMBULASI / ROM
|
V
|
|
|
|
|
Ket :
0 =mandiri.
1 =alat bantu.
2 =dibantu oranglain.
3 =dibantu orang lain dan alat.
4 =tergantung total .
5.Pola tidur dan istirahat
- Lama tidur siang 2 jam.
- Lama tidur malam 7 jam.
- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya.
6.Pola persepsual
- Penglihatan : pandangan masih baik,tidak menggunakan alat bantu
- Pendengaran : pendengaran masih baik,tidak menggunakan alat bantu
- Pengecapan : pengecapan masih berfungsi dengan baik.
7.Pola persepsi diri.
- Pasien yakin penyakitnya akan sembuh.
8.Pola Seksualitas Dan Reproduksi
- Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
9. Pola Peran Hubungan
-pasien sebagai kepala keluarga ,dan mempunyai hubungan baik dengan keluarganya.
10. Pola management koping - stress
- Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.
11. Sistem Nilai Dan Kepercayaan
-pasien beraga islam dan selalu berdo’a untuk kesembuhannya.
PEMERIKSAAN FISIK
-Kesadaran : compos metis
-Tanda-tanda vital : TD =110 / 70 mmHg,
N = 105 x/menit
RR = 30x/menit
S = 36,8ᵒC
-Kepala : bentuk mesochepal, rambut hitam , tidak ada lesi pada kepala, keadaan rambut pasien juga bagus, tidak rontok, tidak ada benjolan.
-Mata : - mata klien simetris, mata tidak bengkak,tidak memakai alat bantu penglihatan.
-Hidung : - ada septum,
- ada cuping hidung
- terpasang slang oksigen 2 liter
-Telinga : - ada serumen
- fungsi pendengaran masih baik.
-Mulut : - gigi klien bersih
- warna bibir pucat
- mukosa bibir kering.
-Leher : - tidak ada pembesaran kelenjar tiroid .
-Thorak : -payudara : -
-jantung : - saat dilakukan auskultasi jantung di dapatkan S1 < S2
-abdomen : I : bentuk simetris,tidak ada lesi
A : terdengar bising usus 12x / menit
P : terdengar bunyi timpani.
P : tidak ada nyeri tekan pada 4 kuadran
- Paru – paru : I : bentuk simetris,tetapi saat klien bernafas klien terlihat pengembangan dada yang tidak simetris.
A : terdapat bunyi wheezing(mengi)
P : bunyi pekak,menunjukan adanya penumpukan secret.
P : saat dilakukan palpasi taktil fremitus dapat terasa getaran yang berat.
-genetalia : - laki-laki
- tidak terpasang dower cateter (DC)
-punggung : - tidak ada lesi/jejes pada punggung
-ekstimitas : - atas : tangan kanan terpasang infus D5% 20tpm + aminophilin
- bawah: tidak ada edema
PROGRAM TERAPI (31 Januari 2012)
- Infus D5% + aminophilin 20 tpm
- Oral Ambroxol : 3x1 (30mg)
- Injeksi dexametason : 3x1 (5mg)
- Injeksi ranitidine : 3x1 (50mg)
- Injeksi cefotaxime :3x1 (gr)
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG (30 januari 2012, pukul 13.00)
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Normal
|
Satuan
|
Keterangan
|
Gula Darah
|
|
|
|
|
Sewaktu
|
94
|
<200
|
mg/dl
|
|
|
|
|
|
|
Kimia
|
|
|
|
|
Creatinin
|
0.9
|
0,7 – 1,2
|
mg/dl
|
|
Hemoglobin
|
15,0
|
L = 13,6
P = 12 - 14
|
gr%
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah lekosit
|
4.100
|
4.000– 11.000
|
/mmk
|
|
ANALISA DATA
NO.
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
1
|
DS : - Pasien mengatakan dadanya sesak
- Klien mengatakan dirinya menderita batuk yang disertai dahak yang kental
DO : TD : 110/70mmHg
S : 36,8ᵒC
N : 105x / menit
RR : 30x / menit
- Pasien terlihat sesak
|
-peningkatan produksi sekret
|
-bersihkan jalan nafas tidak efektif.
|
2
|
DS : - klien mengatakan sesak
DO : terpasang oksigen 2 liter
|
-gangguan suplai oksigen
|
-gangguan kerusakan pertukaran gas.
|
3
|
DS : - klien mengatakan tidak nafsu makan.
- Klien mengatakan makan hanya habis 3 – 4 sendok.
- Klien mengatakan minum hanya habis 3 – 4 gelas sehari
DO : - makanan tidak habis.
|
-Anoreksia.
|
-perubahan nutrisi kuang dari kebutuhan tubuh.
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO.
|
DX.KEPERAWATAN
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi secret,ditandai dengan : DS : -klen mengatakan dadanya sesak.
DO: -TD=110/70mmHg
S = 36,8 C
N = 105x/menit
RR= 30x/ menit
|
Setelah dilkukan tind.kep slama 3x24jam,dhrapkan klien :
-klien merasa nyaman
-sesak nafas berkurang/hilang
-mukus berkurang
-tidak terdapat bunyi wheezing
-tidak ada cuping hidung
|
-auskultasi bunyi nafas
- kaji frekuensi pernafasan
- posisikan
pasien semi fowler.
- berikan obat sesuai indikasi
- observasi karakteristik batuk
|
- mengetahui adanya bunyi wheezing.ronki
- mengetahui frekuensi pernafasan
- semi fowler dapat mengurangi sesak
- untuk mengurangi sesak
- mengetahui karakteristik batuk.
|
2
|
Gangguan kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen.ditandai dengan :
DS: klien mengatakan sesak
DO: terpasang oksigen 2 liter
|
Setelah dilkukan tind.kep slama 3x24jam,dihrpkan
Klien bernafas dengan baik,dengan kriteria hasil:
-klien tidak menggunakan oksigen
- klien tidak sesak lagi
|
-kaji frekuensi kedalaman pernafasan
- atur posisi semi fowler
- dorong pengeluaran sputum
- auskultasi bunyi nafas
- observasi tanda-tanda vital dan irama jantung
- berikan oksigen sesuai indikasi
|
-mengetahui frekuensi,kedalaman pernafasan
- semi fowler dapat mengurangi sesak
- untuk
mengeluarkan sputum
- mengetahui bunyi nafas
- mengetahui tanda-tanda vital pasien dan irama jantung pasien
- terapi oksigen dapat mengurangi sesak
|
3
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Ditandai dengan:
DS: pasien mengatakan tidak nafsu makan.
-pasien mengatakan makan hanya habis 3-4 sendok saja
DO: makanan tidak habis
|
Setelah dilkukan tind.kep slama 3x24jam,dihrapkn
Nutrisi pasien terpenuhi,dengan kriteria hasil:
-nutrisi pasien terpenuhi
- nafsu makan pasien bertambah
- berat badan pasien bertambah
|
-auskultasi bunyi usus
- kaji kebiasaan diet
- anjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering
- hindari makanan yang
Merangsang
-timbang berat badan pasien
|
-mengetahui bunyi usus
- mengetahui kebiasaan diet
- makan sedikit tapi
sering dapat menambah nutrisi pasien
- makanan yang merangsang dapat memberukan rasa sakit pada perut.
-mengetahui berat badan pasien
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO.DIAGNOSA
|
HARI/TGL/JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI RESPON
|
PARAF
|
1
1
1
1,2
2
2
3
3
3
3
2
|
Selasa,31/1/2012
09.00
09.05
09.10
09.15
09.20
10.00
10.05
10.10
10.15
10.20
11.00
|
- mengkaji keadaan umum pasien.
- mengkaji frekuensi pernafasan
- mengauskultasi bunyi paru
- memposisikan pasien semi fowler
- memonitor oksigen pasien
- mengauskultasi bunyi usus
- mengkaji kebiasaan diet(masukan oral)
- menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
- menganjurkan pasien untuk tidak makan makanan yang merangsang(pedas,panas,dingin)
- menimbang berat badan pasien.
- mengukur tanda-tanda vital pasien
|
- Pasien terlihat sesak
-RR = 30x/menit
-Terdengar bunyi wheezing
-pasien mnegatakan lebih nyaman
-terpasang oksigen 2 liter,
-terdengar bising usus
-pasien tidak nafsu makan
-pasien mau melakukannya
-pasien mengerti dan mau melakukannya
-berat badan pasien 58kg
-TD=110/70
S = 36,8 C
N =105x/mnit
RR= 30x/ menit
|
|
1
1
1,2,3
2
3
2
2
|
Rabu,1/2/2012
07.00
08.00
08.05
08.10
08.15
11.00
11.05
|
-mengkaji keadaan umum pasien
-mengkaji frekuensi pernafasan
- memberikan obat ambroxol(oral),inj.cefotaxime,ranitidine(IV)
- memonitor oksigen pasien
-mengkaji masukan oral
- mengukur tanda-tanda vital pasien
- menganjurkan pasien untuk istirahat
|
-pasien terlihat lebih tenang
- RR=25x/mnit
-pasien mau diberi obat
-masien masih menggunakan oksigen
-pasien mengatakan mulai nafsu makan
- TD=110/70
S = 36,8 C
N =98x/mnit
RR= 25x/ menit
-pasien beristirahat
|
|
1
2
1,2
3
2
2
3
3
|
Kamis,2/2/2012
21.00
21.05
21.10
23.00
23.05
05.00
06.30
06.35
|
-mengkaji keadaan umum pasien
- memonitor oksigen
- mengkaji frekuensi pernafasan
- memberikan obat cefotaxime(IV)
- menganjurkan pasien untuk istirahat kembali
- mengukur tanda-tanda vital pasien
- mengkaji masukan oral
- menimbang berat badan pasien
|
-pasien mengatakan sesaknya berkurang
- pasien tidak menggunakan slang oksigen
- RR=23x/mnit
- masien mau diberi obat
-pasien mau istirahat dan tidur kembali
-TD=110/80
S= 36,5C
RR=23x/mnit
N= 95x/mnit
- pasien menhatakan mulai nafsu makan,habis ½ porsi
-berat badan pasien 58,2kg
|
|
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL/JAM
|
NO.DX.KEP
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
PARAF
|
31/1/2012
14.00
|
1
|
S = pasien mengatakan masih sesak nafas
O = pasien terlihat sesak,RR=30x/menit
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
14.00
|
2
|
S = pasien mengatakan sesak
O = pasien menggunakan oksigen
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
14.00
|
3
|
S = pasien mengatakan tidak nafsu makan
O = pasien masih terlihat lemas,makanan tidak habis
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
1/2/1012
14.00
|
1
|
S = pasien mengatakan sesaknya berkurang
O = pasien terlihat lebih tenang,RR=25x/menit
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
14.00
|
2
|
S = pasien mengatakan sesaknya berkurang
O = pasien masih menggunakan oksigen
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
14.00
|
3
|
S = pasien mengatakanmulai nafsu makan
O = makanan habis ¼ porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
2/2/2012
07.00
|
1
|
S = pasien mengatakansesaknya berkurang
O = pasien terlihat lebih tenang,RR=24x/menit
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
07.00
|
2
|
S = pasien mengatakansesaknya berkurang ,sudah lebih nyaman
O = pasien tidak menggunakan oksigen
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
07.00
|
3
|
S = pasien mengatakan mulai nafsu makan kembali
O = pasien makan habis ½ porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Judith M.Wilkinson,2007,Diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan Kriteria hasil NOC