LP Demam Typhoid

Posted by KUMPULAN ILMU KESEHATAN INDONESIA


I. PENGERTIAN
                Adalah penyakit inpeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa, masa inkubasi 10 – 20 hari, yang tersingkat 4 hari jika inpeksi terjadi melalui makanan
 ( Ngastiyah , 1995 ).

II. ETIOLOGI
                Penyebab dari penyakit ini adalah salmonella typhosa, basi gram negatif yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora.
Suhu lingkungan.
Adanya infeksi.
Pnumonia.
Malaria.
Otitis media.
Imunisasi


III. PATOFISIOLOGI
                Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella typhosa masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
                Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe, sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Basil masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong pada mukosanya, mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala demam disebabkan oleh endotoxin.

Etiologi Febris.
Suhu lingkungan.
Adanya infeksi.
Pnumonia.
Malaria.
Otitis media.
Imunisasi
(Kesehatan anak 1999, Pelayanan kesehaan matrnal dan neonatal 2000)


IV. TANDA DAN GEJALA
                Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala :
• Prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan
• Lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat
• Nafsu makan berkurang
·        Demam.
·        Suhu meningkat > 380 C.
·        Menggigil.
·        Lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur.
·        Berkeringat, wajah merah dan mata berair.
·        Selera makan turun.
(Fadjari dalan Nakita 2003 dan Kesehatan Anak 1999).


 Tanda dan gejala yang biasanya ditemukan :
1. Demam
Bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi, selama minggu I suhu tubuh berangsur naik setiap hari.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor ( coated tongue ). Ujung dan tepinya kemerahan.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen.

Komplikasi
Dapat terjadi kejang
Resiko kearah keserusian penyakit
(Kesehatan Anak)
Penatalaksanaan.
Cari penyebab demam dan berikan terapi atau pengobatan yang sesuai.
Kompres didaerah lipatan luguh (misal : didahi, ketiak dan selangkangan) dengan hansduk yang sudah dibasahi dengan air biasa.
Kenakan pakaian tipis dan mudah menyerap keringat.
Berikan anak banyak minum agar tidak terjadi dehidrasi.
Istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi.
(Fadjari dalan Nakita 2003 dan keperawatan pada anak 2001).


V. TERAFI MEDIS ( PENGOBATAN )
1. Isolasi pasien, disinfektan pakaian.
2. Perawatan untuk menghindari komplikasi.
3. Istirahat selama demam sampai 2 minggu, sampai suhu normal.
4. Diet makanan yang mengandung cairan, kalori dan tinggi protein.
5. Obat :
• Kloramfenicol : hari I diberikan 4 x 1 ( 250 mg )
Hari II diberikan 4 x 2 sampai 3 hari turun panas,
Kemudian dilanjutkan 4 x 1 selama 1 minggu.
• Untuk menghindari komplikasi akibat pemakaian kloramfenicol, maka dapat diberikan ampicillin 60 – 150 mg / kg BB / hari.
Pada penderita toksis dapat diberikan sebesar 4 gr / hari, sedangkan pada penderita lainnya 2 gr / hari.
• Bila penderita disertai toksis dapat diberikan kortikosteroid antara 3 – 5 hari, dan tidak diberikan bila terdapat kemungkinan perforasi.
• Vit B komplek dan Vit C sangat diperlukan untuk menjaga kesegaran dan kekuatan badan serta berperan dalam kestabilan pembuluh kafiler.


VI. REFERENSI
 Marylin E Doengoes. Rencana Asuhan
\ Keperawatan. Edisi 3 . EGC. Jakarta. 1999.
 Nyastiyah. Seri Perawatan Anak,
\ Gangguan Sistem Pencernaan. EGC. Jakarta. 1995.
 Purnawan Junaidi, dkk.
\ Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2. Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 1982.
 Sylvia A Price, dkk. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. EGC . Jakarta 1995.

No comments:

Post a Comment