Epilepsi Tingkatkan Risiko Bunuh Diri

Posted by KUMPULAN ILMU KESEHATAN INDONESIA

Para pasien yang baru saja didiagnosa menderita epilepsi memiliki risiko tinggi untuk melakukan bunuh diri, sehingga para dokter yang merawatnya harus terus menerus mengawasi mereka, demikian hasil penelitian ilmuwan Demark yang dilansir Antara.

Pasien penderita epilepsi memiliki risiko melakukan bunuh diri tiga kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang bukan, namun risiko tersebut akan menurun apabila si pasien sudah menerima kondisi keadaan kesehatan, kata ilmuwan tersebut, seperti dikutip Reuters Health.

“Hasil penelitian kami terhadap pasien epilepsi yang baru didiagnosa menderita penyakit yang menurun menurut garis keturunan sebagai kelompok yang harus menjadi kelompok yang paling berisiko, sehingga perlu mendapat penanganan khusus,” ujar para ilmuwan yang memuat hasil temuan mereka dilansir di salah satu Jurnal Kedokteran Syaraf, Lancet Neurology, edisi Juli 2007.

Dari pengamatan dan penelitian kami menemukan orang-orang yang baru didiagnosa menderita epilepsi sebagai kelompok yang paling rentan dan perlu mendapatkan penanganan khusus, kata para ilmuwan tersebut.

Para pasien yang didiagnosa pada enam bulan lalu atau kurang lima kali, ditemukan fakta lebih besar kecenderungnya untuk melakukan bunuh diri, demikian dikatakan oleh Dr Per Sidenius dan rekan-rekannya dari rumah sakit Aarhus, Denmark.

Para ilmuwan Denmark tersebut membandingkan data medis lebih dari 21.000 pasien yang melakukan bunuh diri, dan lebihj dari 43.000 yang meninggal akibat alasan lain, yakni antara tahun 1981 hingga 1997.

“Di antara mereka yang melakukan bunuh diri, ada 492 atau 2,32 persen memiliki sejarah penyakit epilepsi, dibandingkan dengan 3.140 orang atau 0,74 persen lainnya,” kata para pakar ilmu syaraf tersebut.

Mereka-mereka yang dinyatakan mengidap epilepsi yang memiliki catatan dengan penyakit kejiwaan memiliki kecenderungan 29 kali lipat lebih tinggi untuk melakukan aksi bunuh diri.

No comments:

Post a Comment